Monday, December 27, 2010

Proses Membangun Bangsa Ini dimulai Dari Membentuk Keluaraga Yang Baik



Merajuk, ketika semua tidak sesuai dengan yang diharapkan. Seperti ada sesuatu perasaan yang mengtaakan tidak terima dengan kejadian itu. Kondisi jiwa seperti ingin mengeluarkan hasrat yang tidak tertahankan. Karena rasa kecewa ini hampir tidak bisa ditahankan.

Namun hati coba untuk lebih bersabar. Semua itu biasa dalam kehidupan. Yang namanya hidup akan selalu menemukan dua peristiwa dalam jiwa. Kalau tidak sedih ya senang. Kalau senang ya sepertinya kita begitu memiliki segalanya di dunia ini. Namun kalau sudah sedih, gula yang manis pun terasa pahit di mulut.

Maaf jika tulisan ini seperti terlalu menggunakan perasaan belaka. Namun ide besar akan coba saya tuangkan dalam tulisan ini. Karean banyak orang mengatakan logika tidak pernah sejalan dengan perasaan. Ini yang sering menjadi alasan kenapa suami istri sering tidak cocok dalam menjalani rumah tangga. Alasannya wanita terlalu berlebihan jika menggunakan perasaannya, sehingga pria yang lebih mengandalkan logika berpikirnya sering tidak menerima sikap yang ditunjukkan istri jika ada sesuatu hal yang aneh sidikit maka pria akan bertanya-tanya dan jarang sering mencoba merasakan apa yang dirasakan istrinya.

Sayangnya dalam logika tidak ditemukan logika senang dan logika sedih. Logika hanya memainkan nalar-nalar yang dianggap masuk diakal. Sehingga wajar memang jika seorang pria lebih terlihat beribawa ketimbang wanita.

Sebagai pria saya sebenarnya sudah lama memikirkan hal ini. Dimulai dari saya membaca seringnya terjadi pertengkaran dalam rumah tangga yang saya liat di media massa.

Ini menunjukkan sebernarnya di masyarakat kita masih ada kelemahan antara hal yang telah saya utarakan tadi yaitu logika dan perasaan. Bahkan sempat saya berpikir antara logika dan perasaan merupakan dua ujung yang tidak akan pernah menyatu.
Contohnya begini, seorang wanita yang terlalu menggunakan perasaannya seing tidak tampil apa adanya atau terkesan jaim(jaga image), sehingga jika bergaul antara pria dan wanita sering tidak lepas. Begitu juga pria, dengan mengandalakn logika ingin seperti tampil terlihat sempurna dihadapan wanita.

Maka biasanya kalau pria dan wanita sedang berpacaran diwaktu muda yang terjadi hanya saling membohongi. Karena hanya ingin menunjukkan kebaikannya masing-masing, nah ketka telah berumah tangga baru terkejut denga sikap asli pasangannya.

Hal ini sebenarnya yang sering terjadi di masyrakat kita. Maka ini menjadi pelajran bagi kita.

Katanya membangun bangsa yang beradab itu harus dibangun dari rumah tangga yang didalamya terdiri dari individu-individu. Rumah tangga yang baik akan diciptakan dari individu-individu yang baik. Bagaiman hal itu akan terwujud jika dalam membangun rumah tangga saja diawal sudah terjadi kekeliruan sebenarnya.

Katanya kalau tak pacaran dulu mana bisa menikah. Ini kalimat yang sering saya dengar dikalangan pemuda bangsa ini. Tapi ternyata dengan pacaran sudah terjadi proses pembentukan rumah tangga yang tidak baik, karena dari prosesnya mengajak individu untuk tidak menjadi individu yang baik.

Dulu ketika masih pacaran si pria begitu perhatiannya kepada wanita. Tiap malam ditelpon. Kabarnya ditanya, udah makan atau belum. Tak jumpa sehari katanya sseperti tak jumpa sebulan. Ternyata setelah menikah. Semua itu hanya omongkosong. Sms pun hampir tak pernah ketika sudah menikah. Dulu waktu pacaran kekasih kena duri si pria begitu antusias menanyakan mana yang sakit. Setelah menikah, istri sedang tersandung pintu sekarang malah di marahi. Malah katanya dimana mata mu kau pasang. Dengan nada yang begitu keras.  Sama sekali berbeda 180’.

Pesan untuk wanita-wanita, biasanya kalau pria dalam proses pacaran itu hanya ingin memuaskan nafsunya. Setelah nafsunya terpuaskan jarang sekali kemudian menjadi pria yang setia. Bahkan sering mencari mangsa lain yang menjadi pemuas nafsu berikutnya.

Maka wajar ketika sudah menikah pria sudah bosan dengan istrinya, biasanya begitu. Mohon maaf bila tulisan ini ada yang menyinggung anda yang membaca jika tersinggung. Karena niat saya menulis ini hanya memberikan pencerahan. Bahwa bangsa yang besar akan dibentuk dari masayarakat-masyrakat yang besar dalam pengertian cita-cita dan tingkah lakunya. Dan masyarakat yang besar disusun dari elemen keluarga-keluarga yang besar. Berarti penting bagi kita yang akan membentuk rumah tangga yang besar dalam artian cita-cita untuk kemajuan bangsa ini. Maka proses pembangunan bangsa dimulai dengan memperbaika keluarga-keluarga. Maka keluarga yang baik hanya akan muncul dari proses yang baik, dengan bahan dasar yang baik yaitu individunya.

Sunday, December 26, 2010

PAGELARAN SENI ISLAM UNIMED 2011



Manusia dengan status sosialnya tidak dapat hidup tanpa manusia lainnya. Artinya ada nilai-nilai yang menjadi sebuah landasan dan cara berfikir dalam menjalani kehidupan. Seni akan menjadi pendorong kedekatan aspek sosial dari interaksi yang terjadi. Hidup ini akan menjadi lebih indah bila ada seni yang berperan di dalamnya. Sebab seni mampu mengubah kebosanan menjadi hal yang menyenangkan, seni dapat menghidupkan jiwa yang kering menjadi  subur dengan tebaran warna di dalamnya. Berbagai bentuk karya seni dapat dipilih, asal tetap berada pada koridor syar’i.


Seni merupakan wujud dari hasil cipta, rasa, dan kreasi manusia. Di mana keberadaannya menjadi sebuah keniscayaan yang tidak dapat diabaikan. Kemampuan berfikir manusia memang pada fitrahnya menyukai keindahan, dan seni sangat identik dengan nilai estetika yang dianut. Ada banyak seni yang telah popular sampai tingkat internasional. Baik itu seni musik, seni lukis, teater, puisi, sampai pada seni memasak. Semua kerja harus memiliki nilai seni karena nilai seni mengandung unsur estetika. Nilai estetika dari seni akan berkaitan dengan estetika pembuatnya. Sesuatu yang dikatakan indah akan menjadi lebih indah dan tetap terjaga jika senantiasa dijaga nilai-nilai keindahannya.
   Seni juga merupakan suatu yang tidak dapat di pisahkan dari kehidupan manusia sebagai makhluk yang penuh imajinasi. Banyak orang yang mengatakan bahwa : SENI ITU INDAH DAN SESUNGGUHNYA ALLAH ITU INDAH DAN SELALU MENYUKAI KEINDAHAN,  tetapi akankah predikat indah yang dimiliki seni akan dapat dipertahankan mengingat budaya barat yang semakin merajalela bahkan hampir menggeser keberadaan seni dan budaya bangsa yang penuh makna dan berfariasi. 

Seni Islami sebagai hasil karya seni yang mengungkapkan ketundukan atau pengabdian pada Allah SWT.
Hiduplah dengan seni, seni sejati. Memperlihatkan jati diri dengan senantiasa menjaga kehormatan si pencipta seni. Seni apapun nantinya akan dijalani dengan nilai-nilai syar’i yang ada maka akan menjadi berkah bagi siapapun yang terlibat didalamnya. Semua hal dalam rangka mencari keridhoan-Nya dan semoga dengan cara ini keridhoan itu didapatkan.

Pagelaran Seni Islam adalah suatu puncak acara seni kreativitas generasi islam yang dimotori oleh mahasiswa UNIMED yang tergabung dalam UKMI Ar-Rahman UNIMED, sebagai wujud kepedulian terhadap 
        Adapun acara Pagelaran Seni Islam ini perlu diselenggarakan setelah diadakan analisis sebagai berikut :
1.      Unit Kegiatan Mahasiswa Islam (UKMI) Ar-Rahman yang merupakan organisasi mahasiswa Islam di Universitas Negeri Medan memiliki tanggung jawab dalam mensyi’arkan seni di kalangan akdemisi kampus dan juga masyarakat sekitarnya.
2.      Sebagai wadah pengenalan seni Islam dan juga pembuktian akan adanya nilai-nilai seni  pada mahasiswa dan masyarakat sekitar kampus.
3.     
Melestarikan dan membangkitkan kesenian yang positif dan berkreasi tanpa lepas dari norma-norma Islami yang eksistensinya kini merupakan sebuah hal langka meskipun di masyarakat islam itu sendiri.
4.      Menampung bakat dan kreativitas seni di kalangan generasi islam yang dapat menumbuhkan kecintaan kepada ALLAh SWT dari seni islam yang dilakukan.
Al-Qur’an
1.      QS. Al-Isra’ : 64
“ Hasunglah siapa yang kamu sanggupi di antara mereka dengan suara mu”
2.      QS. Thahaa : 131
“Dan janganlah kamu tujukan kedua  matamu kepada   apa yang telah Kami berikan kepada golongan-golongan dari mereka, sebagai bunga kehidupan di dunia untuk Kami cobai mereka dengannya. Dan karunia Tuhanmu adalah lebih baik dan lebih kekal”
Melestarikan kreasi seni generasi islam khususnya mahasiswa islam UNIMED, yang biasa diadakan pada setiap tahunnya.
1.        Menggali nilai-nilai yang terkandung di dalam pementasan seni yang diadakan sehingga dapat menjadi suri tauladan dan motifitas dalam melahirkan pemuda Islam yang kreatif dan aktif bagi generasi yang akan datang.
2.       
 
Melestarikan pagelaran seni bagi pelajar dan mahasiswa muslim dan
Menstimulasi generasiislam dalam meningkatkan kreatifitas dan skill yang baik


 sekaligus memprioritaskan kesenian islam di UNIMED. 

Kegiatan ini bernama :
“Pagelaran Seni Islam” yang disingkat dengan PSI.
Bentuk Kegiatan ini berupa :
·         Festival Seni Islam
Jenis perlombaan yang dipertandingkan adalah :
1.      Adzan
2.      Lagu islami
3.      Cipta Puisi
4.      Mewarnai
5.      Sirah Nabi
6.      Tilawah Al-Qur’an
7.      Fahmil Al-Qur’an
8.      Kreatifitas Video Islami
·         Pagelaran Nasyid
1.      Nasyid Lokal (Maidany)
·         Musikalisasi Puisi
·         Kreasi musik Islami oleh anak jalanan
·         Tari Saman Aceh
·         Tausiah Ustadz Aa.Gymnastiar
·         Pantomim
·         Bazar
Kegiatan ini Insya Allah akan dilaksanakan pada :
Hari/tanggal    :  Jum’at – Minggu/18-20 Februari 2010
Tempat            : Auditorium UNIMED
Pukul               : 08.00 WIB s.d selesai
Untuk memperlancar kegiatan “Pagelaran Seni Islam” ini, maka ditetapkan Saudara Iqbal Abdillah dan Boi Rotua masing-masing sebagai ketua dan sekretaris panitia (susunan kepanitiaan terlampir).
Peserta kegiatan “Pagelaran Seni Islam” adalah mahasiswa Islam, dosen dan umum
Demikianlah proyek proposal ini kami perbuat, sebagai gambaran umum kegiatan yang akan dilaksanakan. Atas perhatian dan partisipasi yang diberikan kami ucapkan terima kasih
SUSUNAN PANITIA KEGIATAN PAGELARAN SENI ISLAM UNIT KEGIATAN MAHASISWA ISLAM AR-RAHMAN UNIMED

STERRING COMITTE (SC)
Fahrizal Rambe (fis’08)
Roy Iskandar (fis’08)
Andi Pranata (mat’08)
Nico Adrianus (pgsd’08)
Tiasina Harahap (kim’08)

Nurlina Munthe (kim’08)



Nurhasabah Sidabalok (b.ing’08)

ORGANIZING COMITTE (OC)
Ketua : Iqbal Abdillah (eko’09)
Sekretaris : Boi Rotua (kim’09)
Bendahara : Ari Fitriani (mat’09)
Seksi Acara
Koordiantaor : Dedy Mas Ary (mat’09)
Staf :      M. Budi
M. Arif pratama
Rusmini (eko’08)
Nurhayati (geo’08)
Bakti putra manik (kim’08)
Syafina indriani (mat’08)
T.m reza (jerman’08)                 
Rahmi (kim’09)           
Nur Irma Sari (jerman’10
Seksi Adm Kesek
Koordinator : Alfandi Dahlan (teknik ’08)
Staff:   Ilham Budi Permana (bio’08)
Wibitri Wibowo
Yusdahniar (geo’09)
Sandi Syahputra
Yessi Karmalina
            Dwi Anggun (ikor’10)
            Rahma Yanti (bio’10)
Syarifa (paud’10)
Suhada (fis’10)
Justianus (fbs’10)
Dwi Noviandasari (pkk)
Shopila Putri
Seksi Pubdekdok
Koordinator : Emil Hani (mat’08)
Staf:       Syarief Husein (fis’08)                                
Saddam Hasan ariga
Kalsumah (kim’09)               
Ananda Irhamna (mat’09)
Asamaul Husna (mat’09)
Saanatun (fis’09)
Sony (eko’09)
Murni T (prancis’10)
Metya Lutviani (manj’10)
Riri Anggarini (kim’10)
Abdul Kadri (ft’10)
Ogi Pramono (fik’10)
Kartika Hardo (fis’10)





Seksi Konsumsi
Koordinator : M. Yunus (ft)
Staff:   Ahmad Fauzi (fis’09) 
Rahmad
Nurmalita (eko’09)
Rizki Noveri (fis’09)
Diana Anggi (eko’09)
Nurhalimah (pgsd’10)
Herlina (pgsd’10)
Fathur Rizky (b.ing’10)
            Siti Khairani (kim’10)
Firman (fe’10)
Aljun Fiantara (mipa’10)


Seksi Perlengkapan
Koordinator : Nasiruddin (fis’08)
Staff:  Mifmiftahul Siddiq
Amar Suprayogi
Saibatul Prayogi
Saibatul Hamdi
Ristinawati (mat’09)
Sari Maulidya
Zuhraidah (mat’09)
Khairullah (pgsd’09)
Lisa Mardiana
Asri Elvina
Eza Budiono
Budi Sanjaya
Mizanina Adlini
Nova Rianti Pratiwi (T.Elektro)
Seksi Dana





Koordinator : Endri Cahyadi (fe’09)
Staff:   Irwansyah (fis’08)
            Samsul Bahri
Alfi Syahriah (kim’08)
Fatimah Nuryani (mat’09)
Qoriyanti (mat’09)
Arlina (mat’09)
Suci Muslihani Dalimunthe (b.ing’09)
Khairul Umum (mipa’10)
Dwi Lestari (ikor’10)
Patimah Sari (akun’10)
Ruri Anggarini (mat’10)
Seksi Bazar
Koordinator : Husni (fisika’09)
Staff:   Idrus Sardi
Rusly Syahputra
Sholeh (jerman’08)
Tuti Widari (eko’09)
Vivit Novita (eko’09)

Liska Dewiana (pkn’10)




Cahaya Laser di Balas Cahaya Rindu


Lima pertandingan yang sebelumnya sangat luar biasa di perlihatkan firman utina dkk pada pertandingan piala AFF ternyata tersendat di pertandingan leg pertama melawan malasyia. Malasyia yang sebelummnya berhasil dikalahkan pada pertandingan pertama oleh pasukan garuda kali ini seperti terlena dengan kondisi yang berbeda yang muncul di stadion bukit jalil kuala Lumpur.
Terlihat memang tekanan mental yang muncul bagi anak- anaka asuhan Alfred riedl. Suatu hal yang perlu disikapi jika Indonesia tidak ingin kejadian ini terulang kembali di Gelora Bunkarno nanti, mental laskar garuda memang harus kokoh untuk mengahadapi leg kedua nanti di malasyia. Kalah 0-1, 0-2, tau bahkan 0-10 di Jakarta sama saja. Maka mental bertarung habis-habisan harus ditunjukkan pasukan garuda di gelora Bung Karno.
.           lupakan kejadian di kuala lumpur. Karena memang tidak perlu terlalu disesali. Jadikan kekalahan 3-0 sebagai pemacu Timnas kita bahwa kita harus main habis-habisan dan berjuang di Leg kedua. 3-0 harus menjadi pemacu semangat untuk bisa membalikkan skor lebih dari 3-0. tidak ada yang mustahil. Karena biasanya energi-energi dahsyat itu akan muncul di ujung-ujung waktu
            Faktor pemain ke-12 akan berpengaruh besar nanti di SUGBK. Kalau pendukung malasyia bisa mengganggu pemain Indonesia dengan Laser, sesungguhnya antrian pembelian tiket yang dialami sporter Indonesia sudah cukup menjadi bukti Rakyat Indonesia telah menunggu dengan “Cahaya Rindu” yang begitu besar atas prestasi timnas Sepakbola kita. Cahaya ini yang akan memberikan kilaun kemenangan di SUGBK. T
            Semua harus tetap dalam sebuah strategi. Semangat tanpa strategi sama saja. Kita harus tetap mewaspadai kekuatan malasyia. Tapi waspada ditunjukkan dengan beramin habis-habisan. Tanggal 29 Desember akan menjadi titik tanggal bersejarah buat Indonesia. Selamat berjuang Laskar Garuda. Garuda di Dadaku.

Tuesday, December 21, 2010

"Pagar Kehidupan" Cara Tepat Menghapus Korupsi di Negriku

Semakin muak dan semakin geramnya saya melihat perkembangan kasus korupsi di Indonesia. Ceritanya semakin lama semakin membosankan. sehingga ingin rasanya keluar dari "gedung bioskop" ini karena semakin tidak nyaman rasanya untuk duduk diam dan tenang menikmati tontonan ini. Meskipun aktor-aktor yang beraksi begitu lihai memikat dalam memainkan perannya.

Kalau dilihat dari sejarahnya, praktek korupsi di Indonesia dimulai sejak zaman kolonial penjajah belanda tepatnya saat politik etis bermula. Politik etis memberikan perubahan tatanan kehidupan sosial terutama bagi pribumi untuk bisa merasakan pendidikan, kedudukan jabatan, dan berpolitik. Yang pada dampaknya melibatkan praktek KKN didalamnya.

Setelah kemerdekaan berhasil direbut bangsa Indonesia praktek korupsi tidak terlihat karena pemimpin dan segenap rakyat Indonesia masih sangat menjunjung tingi Nasionalisme. Bekerja tulus untuk Negri demi mempertahankan kesatuan NKRI. Bangsa ini masih menyadari penuh bahwa kemerdekaan direbut oleh para dengan mengorbankan "pagar kehidupan" mereka

Langsung saja berbicara di masa orde baru masa kepemimpinan soeharto banyak pengamat mengatakan di sinilah masa keemasan KKN. Korupsi sepertinya sudah menjadi culture pada masa ini. Kekayaan Negara seakan digrogoti tikus-tikus yang sedang kelaparan dan kehausan. Mereka melupakan pengorbanan para pendahulu negri yang telah mengorban "pagar kehidupannya".

Dan tibalah saatnya rezim soeharto di tumbangkan lalu masuklah Indonesia di masa Remformasi. Banyak upaya perbaikan dilakukan. Mulai dari perubahaan UUD 45, menegakkan demokrasi, dan perbaikan lainnya yang menyangkut kepentingan bangsa.

Namun tampaknya pembarantasan korupsi belum juga selesai. Bahkan kasus korupsi semakin menjadi -jadi dalam prakteknya. Banyak upaya sudah dilakukan. Mulai dari supermasi hukum, pembentukan KPK, mengoptimalkan MA dan MK, termasuk perbaikan Polri didalam penegakan hukum.

Adanya KPK memberi perubahan besar. Cukup banyak kasus yang terungkap dan cukup berhasil menjerat para pelakunya.

Namun belakangan ini kinerja KPK yang luar biasa mendapat gangguan dari luar yang lebih luar biasa. Tak heran jika orang-orang didalam KPK itu sendiri ikut terlibat dalam penggelapan kasusnya.

Apa maksud saya sebenarnya menuliskan "pagar kehidupan" sebagai solusi menyelesaikan masalah besar ini. Agar Bangsa ini kembali menyadari bahwa merebut kemerdekaan ini begitu banyak memakan korban. Pejuang-pejuang kemerdekaan telah mengorbankan "pagar kehidupannya" untuk menegakkan kemerdekaan ini. "Pagar kehidupan" telah dikorban para pahlawan untuk menjaga kedaulatan negri ini.

Sekarang kita semua harus sepakat dulu bahwa pelaku korupsi juga musuh parah pejuang kemerdekaan kita yang telah gugur. Sesungguhnya kita adalah penerus perjuangan mereka yang tidak ingin negri dihancurkan oleh para koruptor tentunya. Sudah saatnya "pagar kehidupan" pejuang kita dibayar oleh nyawa-nyawa para korupter. Lebih jelas lagi "pagar kehidupan" dibayar dengan pagar kehidupan. Dengan kata lain hukuman yang pantas bagi pelaku koruptor dan yang terlibat didalamnya adalah hukuman mati. Harapannya dengan hal itu kembali menyadarkan moral seluruh anak bangsa ini tentang cita-cita kemerdekaan kita.

Hikmah Magnet


Andai ada sebatang logam digesekkan dengan magnet dalam jangka waktu tertentu dan arah gesekannya selalu ke satu arah, maka logam tadi lama kelamaan akan bersifat magnet juga. Inilah yang disebut peristiwa induksi magnet. Diamana sebuah magnet mampu mempengaruhi sebatang logam yang awalnya bukan bersifat magnet berubah sifatnya menjadi magnet.

Mengapa ini terjadi? Kalau kita gunakan konsep fisika, awalnya molekul-molekul yang ada didalam batang logam arahnya tidak teratur atau susunan partikelnya mempunyai spin/arah yang berbeda-beda atau bahakan acak. Nah, kita menggosok-gosokkan magnet tadi dalam jangka waktu tertentu dan arah gesekannya selalu kessatu arah maka lama-kelamaan logam tadi pertikel-partikel kecilnya akan tersusun teratur dan spin/arah molekulnya menuju kesatu arah. Sehingga muncullah sifat magnet pada logam.

Ikhwa/akhwatfillah, dari peristiwa induksi ini kita sebenarnya bias mengmbil hikmah. Bahwa untuk memberikan pengaruh kepada sesuatu kita memerlukan proses dan dalam prose situ memerlukan waktu, yang pada inti diperlukan kesabaran seseorang dalam prose situ.

Dakwah juga seperti itu. Kita kita sudah yakin bahwa kita ingin  menularkan kebaikan-kebaikan yang kita miliki kepada orang lain kita membutuhkan suatu proses. Sehingga objek yang kita induksi tertularkan energi kebaikan itu.
Gesekkan kesatu arah menunjukkan bahwa kita magnet tadi ingin memrubah susunan partikel logam tadi sehingga susunan spin/arahnya teratur selanjutnya akan bersifat magnet. Dakwah sesungguhnya seperti itu kita ingin segala unsure yang ada pada objek dakwah kita bias kita luruskan arahnya, sehingga semua yang ada pada tubuhnya terinduksi nilai-nilai dakwah kita tadi.

Ternyata dari peristiwa itu yang terpenting adalah adanya sentuhan antara magnet dengan batang logam. Berarti harus ada sentuhan antara da’I dengan objek dakwahnya. Jika tidak ada sentuhan maka mustahil akan memberikan pengaruh. Jadi kalau ada orang yang mengatakan “aku kan seperti ini karena memang tidak mendapat hidayah dari Allah”.
Ini tentunya pandangan yang salah tentang hidayah yang datingnya dari Allah. Sesungguhnya sseseorang itu berubah kejalan yang baik karena ada yang menyentuhnya, kalau tidak hidayah itu tidak akan datang. Jika ada seseorang yang dirinya sama sekali tidak ingin disentuh oleh nilai dakwah maka, kemungkinan besar dia takkan pernah berubah.

Maka itu kita perlu memikirkan bagaiamana caranya agar kita bias menyentuh objeknya. Inilah langkah awal penentunya. Kita harus bias mengatur strategi agar objek dakwah kita dapat kita sentuh. Sentuhan diawal menentukan sentuhan kita berikutnya. Maka agar seseorang dengan ikhlas dapat kita sentuh kita harus mulai dari bagian yang memang kita digampang untuk menyentuhnaya dan objek itu senang jika itunya kita sentuh, tanpa harus dipaksa-paksa. 

Dakwah memberi solusi bukan menakut-nakuti, setidaknya itulah salah satu mindset yang memang menjadi landasan kita untuk melekukan ekspansi dakwah. Kehadiran kita sebagai dai diharapkan memberikan ketenangan. Ironis memang jika Islam agama yang memberi rahmat pada semesta alam, namun secara opini public islam masih bertolak belakang dengan konsep islam sesungguhnya.
Jika seperti itu kondisinya maka akan sulitlah kita untuk mengajak manusia kembali kejalan yang lurus. Karena sentuhan diawal kita tidak bias memberikan sentuhan yang lembut yang membuat objek yang kita tuju
Sentuhan itu harus dilakukan dengan tepat sehingga sentuhan itu bias dirasakan. Sentuhan bias dilakukan lewat pertemuan langsung, bias juga dengan tulisan, yang pada intinya kita bias menyuntuh kelima indra objek dakwah yang ingin kta sentuh. Lewat matanya kita bias menyentuhnya dengan berbagai macam hal. Lewat media, tauladan dalam hal akhlak. Lewat indranya kita bias berkomunikasi lewat suara. Yang bias diatur sedemikian rupa. Lewat mulutnya kita bias menggosoknya. Diawal-awal ini akan sulit. Sehingga perlu ada sentuhan awal yang kita lakukan kepada objek agar objek itu mulai memberikan reaksi kepada kita. Balasan satu kalimat atau satu kata pun sudah cukup berarti untuk melakukan sentuhan selanjutnya. Missal dengan mengajaknya berkenalan atau menanyakan sesuatu kepada objek dakwa kita.

Friday, December 17, 2010

HARI IBU


Pengertian ibu menurut pendapat saya adalah orang tua perempuan dari, baik melalui hubungan biologis maupun sosial. Seorang ibu memiliki peranan yang sangat penting dalam membesarkan anak. Sangat kuat peranan seorang ibu bagi putra putri tercintannya bahkan ibu dapat menjadi sesosok teman, penyejuk jiwa, tempat dimana dapat melepas penat dan kesedihan bahkan pantas mendapat julukan sebagai seorang pahlawan apalagi bila teringat perngorbanan yang telah dilakukan oleh seorang ibu terutama pada saat melahirkan kita kedunia ini. Karena tanpa seorang ibu kita tidak akan berada di dunia ini. Sungguh besar jasa ibu. Sebagai bentuk penghargaan kepada seorang ibu banyak hasil karya yang dibuat oleh banyak seniman yang kualitas seninya tidak diragukan lagi, salah satunya bait lagu yang diciptakan oleh Mely Goeslow yang mengangkat kisah dari seorang ibu.
BUNDA
Kubuka album biru
Penuh debu dan usang
Kupandangi semua gambar diri
Kecil bersih belum ternoda
Pikir kupun melayang
Dahalu penuh kasih
Teringat semua cerita orang
Tentang riwayatku
Kata mereka diriku
Selalu dimanja
Kata mereka diriku
Selalu ditimang
Nada-nada yang indah
Selalu terurai darinya
Jiwa raga rela dia berikan
Takan jadi deritanya

Pikir kupun melayang
Dahulu penuh kasih
Teringat semua cerita orang
Tentang riwayatku
Kata mereka diriku
Selalu dimanja
Kata mereka diriku
Selalu ditimang
Oh....bunda ada dan tiada dirimukan selalu ada didalam hatiku
(Lirik Mely Goeslow)

Kasih ibu sepanjang masa kasih anak sepanjang hayat, begitu bait-bait yang dibuat oleh musisi ternama yaitu Mely Goeslow ini, terlantun begitu merdu dan indah jika kita mendengarnya bunda engkau bagai malaikat kecil dalam hidupku yang selalu menyertaiku susah, sedih, sehat, sakit kau selalu berada disampingku. Berapa banyak kasih yang telah kita tebar sebagai balas akan kasih sayangnya, tiada seujung kuku hitampun yang tertebus, bagai sepenggal mentari di langit biru. Masa kecil yang kulewati penuh dengan canda, tawa, serta kasih sayang yang tak terhingga, mesti kini kau tiada! kenangan itu kan selalu dihati.
Membuka album yang memiliki berjuta makna, menebar senyum yang penuh makna kegembiraan tesirat dari seorang anak yang melihat memori bersema ibu yang penuh dengan kecerian yang tidak dapat terulang lagi, ibu sesosok wanita yang memberikan kenyamanan bila berada didekatnya, perlahan rasakan gejolakmu, yang kian terasa didalam hati perlahan pula pejamkan matamu tuk terus mengenangmu. Sejak kecil ditimang, dimanja, kata-kata lembut dan indah yang terucap dari mulutnya tak pernah mengenal letih maupun lelah.
Begitu sulit dan besar tanggung jawab sebagai seorang ibu, Nabi Muhamad Saw bersabda:
 Anna jannata tahta akdamiumat yang artinya”Surga berada ditelapak dibawah telapak kaki ibu”, bukan berarti surga itu berada dibawah telapak kaki ibu (terlihat) hal tersebut sebagai suatu pengibaratan, bila kita mencari ridho Allah Swt sama saja dengan kita mencari ridho orang tua dan murka-Nya Allah juga berada pada murkanya orang tua.
Hari Ibu merupakan bentuk penghargaan kepada Ibu. Hari Ibu adalah hari peringatan/ perayaan terhadap peran seorang ibu dalam keluarganya, baik untuk suami, anak-anaknya, maupun lingkungan sosialnya.
Sejarah Hari Ibu diawali dari bertemunya para pejuang wanita dengan mengadakan Konggres Perempuan Indonesia I pada 22-25 Desember 1928 di Yogyakarta, di gedung yang kemudian dikenal sebagai Mandalabhakti Wanitatama di Jalan Adisucipto. Dihadiri sekitar 30 organisasi perempuan dari 12 kota di Jawa dan Sumatera. Hasil dari kongres tersebut salah satunya adalah membentuk Kongres Perempuan yang kini dikenal sebagai Kongres Wanita Indonesia (Kowani).
Organisasi perempuan sendiri sudah ada sejak 1912, diilhami oleh perjuangan para pahlawan wanita abad ke-19 seperti M. Christina Tiahahu, Cut Nya Dien, Cut Mutiah, R.A. Kartini, Walanda Maramis, Dewi Sartika, Nyai Achmad Dahlan, Rangkayo Rasuna Said dan lain-lain.
Peristiwa itu dianggap sebagai salah satu tonggak penting sejarah perjuangan kaum perempuan Indonesia. Pemimpin organisasi perempuan dari berbagai wilayah se-Nusantara berkumpul menyatukan pikiran dan semangat untuk berjuang menuju kemerdekaan dan perbaikan nasib kaum perempuan. Berbagai isu yang saat itu dipikirkan untuk digarap adalah persatuan perempuan nusantara; pelibatan perempuan dalam perjuangan melawan kemerdekaan; pelibatan perempuan dalam berbagai aspek pembangunan bangsa; perdagangan anak-anak dan kaum perempuan; perbaikan gizi dan kesehatan bagi ibu dan balita; pernikahan usia dini bagi perempuan, dan sebagainya. Tanpa diwarnai  kesetaraan Gender, para pejuang perempuan itu melakukan pemikiran kritis dan aneka upaya yang amat penting bagi kemajuan bangsa.
Penetapan tanggal 22 Desember sebagai perayaan Hari Ibu diputuskan dalam Kongres Perempuan Indonesia III pada tahun 1938. Peringatan 25 tahun Hari Ibu pada tahun 1953 dirayakan meriah tak kurang dari 85 kota Indonesia, mulai dari Meulaboh sampai Ternate.
Presiden Soekarno menetapkan melalui Dekrit Presiden No. 316 tahun 1959 bahwa tanggal 22 Desember adalah Hari Ibu dan dirayakan secara nasional hingga kini.
Misi diperingatinya Hari Ibu pada awalnya lebih untuk mengenang semangat dan perjuangan para perempuan dalam upaya perbaikan kualitas bangsa. Hal tersebut mencerminkan semangat kaum perempuan dari berbagai latar belakang untuk bersatu dan bekerja bersama. Misalnya di Solo, 25 tahun Hari Ibu dirayakan dengan membuat pasar amal yang hasilnya untuk membiayai Yayasan Kesejahteraan Buruh Wanita dan beasiswa untuk anak-anak perempuan. Pada waktu itu panitia Hari Ibu di Kota Solo juga mengadakan rapat umum yang mengeluarkan resolusi (penetapan dan penekanan terhadap suatu masalah)  dengan tujuan meminta pemerintah melakukan pengendalian harga, khususnya bahan-bahan makanan pokok. Pada tahun 1950-an, peringatan Hari Ibu mengambil bentuk pawai dan rapat umum yang menyuarakan kepentingan kaum perempuan secara langsung.
Satu momen penting bagi para wanita di tahun 1950 untuk pertama kalinya wanita yang menjadi menteri adalah Maria Ulfah.
Sebelum kemerdekaan Kongres Perempuan ikut terlibat dalam pergerakan internasional dan perjuangan kemerdekaan itu sendiri. Tahun 1973 Kowani (Kongres Wanita Indonesia) menjadi anggota penuh International Council of Women (ICW). ICW berkedudukan sebagai dewan konsultatif kategori satu terhadap Perserikatan Bangsa-bangsa.
Kini, Hari Ibu di Indonesia diperingati untuk mengungkapkan rasa sayang dan terima kasih kepada para ibu, memuji ke-ibu-an para ibu. Berbagai kegiatan yang dilakukan pada peringatan hari ibu merupakan kado istimewa; penyuntingan bunga, pesta kejutan bagi para ibu, aneka lomba masak dan berkebaya, atau membebaskan para ibu dari beban kegiatan domestik yang sudah menjadi rutinitas sehari-hari.

Total Pageviews