Dari mana sebenarnya setiap
moment yang terjadi dalam kehidupan kita sehari-hari bermula? Setiap moment
pasti ada pelakunya. Persis seperti yang kita dengar “setiap zaman ada
rijalnya”. Setiap peristiwa ada pelakunya.
Maka jawabannya setiap momen yang
muncul dalam kehidupan kita sesungguhnya ada orang yang menyebakan momen itu
muncul. Ada pelaku yang menyebabkan saat itu terjadi.
Momen itu muncul dari seorang
pelaku. Pelaku itulah yang menginginkan momen itu terjadi. Pelaku yang
menggagasi agar momen itu tercipta. Berarti bermula dari ide seseorang dan
berubah menjadi peristiwa yang menjelma menjadi nyata.
Ada ide diwujudkan dalam perilaku
dan mewujud menjadi sebuah kenyataan.
Disini kita perlu menyadari
dimana posisi kita disaat momen itu terjadi.
Apakah kita sebagai orang yang
memunculkan idea, sebagai pelaku ide tersebut, atau bahkan hanya sebagai korban
dari ide tersebut?
Dakwah sesungguhnya proses memunculkan
sebuah momen dimana suatu kondisi itu mengalami
perubahan. Perubahan sosial, perubahn lingkungan, dan perubahan yang
lainnya yang sesuai dengan tujuan dakwah itu.
Jadi dalam dakwah sesungguhnya
ada yang memunculkan ide, ada yang melakukan ide dan terakhir ada korban dari
ide tersebut.
Dakwah merupakan sebuah proses
penyampaian ide-ide/gagasan-gagasan yang berawal dari Nabi-nabi hingga penutup
seluruh risalah dakwah ini adalah Nabi Muhammad SAW.
Dengan kata lain Islam merupakan
sebuah ide yang turun dari Allah SWT yang ide muncul lewat Wahyu sebagai
penjelas terhadap ide-ide Allah SWT untuk kehidupan manusia di bumi ini
sebagaimana yang tertera dalam surah An-Nahl:89
Ide kehidupan yang paling lengkap
dan sempurana adalah Islam, kelengkapan dan kesempurnaan agama ini lah yang
mengharuskan seluruh umat manusia untuk berpedoman kepada Al-qur’an ditambahkan
dengan hadis-hadis Nabi Muhammad SAW. Ide-ide kehidupan manusia itu sesungguhnya
sudah tertera di dalam Al-qur’an dan sunnah, baik secara aqli maupun naqli.
Islam meruakan sebuah ide
Kehidupan yang lengkap yang memberikan pencerahan terhadap sseluruh pesoalan
umat manusia, sehingga tidak ada satupun persoalan yang menyangkut kehidupan
manusia yang idenya tidak ada di dalam islam.
Al-qur’an dan sunah telah menjelaskan semua persoalan yang berkait
dengan aqidah, ibadah, keuangan, sosial kemasyarakatan, perang dan damai,
perundang-undangan dan kehakiman, ilmu, pendidikan dan kebudayaan, hukum dan
pemerintahan. Para ahli fiqh memformulasikan semua persoalan yang dibahas oleh
islam menjadi persoalan aqidah, ibadah, akhlak, muamalah, dan uqubah “sanksi hukum”.
Arti penting dari sebuah dakwah
adalah menyampaikan ide-ide yang dimana ide-ide berasal dari Al-qur’an dan
sunah
Agama islam merupakan agama yang
risalah sudah dimulai dari nabi-nabi terdahulu yang telah mencapai titik
sempurnanya pada masa Nabi Muhammad SAW, dan terus disampaikan
kesahabat-sahabatnya. Terjadi estafet penyampain ide disini. Dari seorang Nabi
diteruskan oleh sahabat-sahabat nya.
Ternyata dalam memahami apa yang
disampaikan Nabi Muhammad SAW kepada sahabat-sahabat Nabi tersebut dikalangan sahabat mempunyai tingkat
penguasaan yang berbeda-beda. Tingkat pemahan yang tinggi dalam meneriam dan
menjelaskan tentang syariat hukum Allah disebut sebagai seorang mufti. Orang
yang pertama kali berada dalam posisi seorang mufti adalah Nabi Muhammad
sendiri. Sejumlah sahabat terkemuka yang mengikuti jejak Nabi diantaranya, Umar
bin al- khathtab, Ali bin Bi thalib, Abdullah bin Mas’ud, Aisyah (istri Nabi
SAW), Zaid bin Tsabit, Abdullah bin Abbas, Abdullah bin umar. Karena
orang-orang inilah yang memenuhi syarat sebagai seorang mufti sepeninggal Nabi
Muhammad. Mereka-meraka inilah yang menjadi pengganti tempat bertanya atas
permasalahan yang ada sepeninggal Nabi Muhammad SAW sehingga mereka yang paling
sering mengeluarkan fatwa disbanding dengn sahabat-sahabat yang lainnya.
Pertanyaan pentingnya apakah
hanya orang-orang yang dikatakan sebagai
seorang mufti sajakah yang boleh berdakwah??. Jawabannya tentu tidak. Dakwah
merupakan kewajiban bagi setiap muslim, tanpa memandang status sosial apapun.
Semua yang mengaku muslim pada detik yang sama turut mempunyai tanggung jawab
untuk melaksanakan tugas ini. Dalam konteks ini turut bertanggung jawab untuk
memahami ide-ide ini. Tegasnya seorang muslim yang kaffah adalah muslim yang
sekaligus menjadi da’I yang didalam pikirannya ad aide-ide yang bisa dia
sampaikan yang sesuai dengan ke ashlahannya. Baik mereka yang berstatus sebagai
ulama hingga masyarakat biasapun. Sehingga ide-ide terus menjalar.
Sekarang kita berbicara ke dunia
kampus yang didalamnya terdapat orang-orang muda yang terbuka terhadap semua
aliran pemikiran, airan ide-ide dimana jika mereka sudah memahami ide yang
disampaikan maka ide itu akan semakin kuat karena orang-orang yang mendapatkan
gagasan itu merupakan manusia yang mempunyai intelektualitas yang tinggi
dibandingkan dengan masyarakat secara umum.