Monday, January 3, 2011

MENGAPA KITA TERPURUK


Al-qur'an memvisualisasikan gambaran ideal sebuah bangsa dengan dua indikator yakni negri yang baik dan Tuhan-pun mengampuni penduduknya baldatun thoyyibatun wa robbun ghofur. Indonesia yang merupakan penduduk Islam terbanyak jika dijadikan sebuah sampel, akan ditemukan kenyataan yang berbeda. Indonesia sedang dalam krisis. 


Mari kita lihat firman Allah, "Dan tidak ada suatu negripun(yang durhaka penduduknya), melainkan Kami membinasakannya sebelum hari kiamat atau kami siksa (penduduknya) dengan siksaan yang sangat keras. Yang demikian itu telah tertulis di dalam kitab(lauh mahfuz)." (QS. Al-Isra:58).

Ayat ini menginformasikan bahwa sebelum kiamat datang maka negri-negri akan merasa azab. Mungkin inilah yang sedang dialami negri kita. Negri ini rusak diakibatkan beberapa faktor rasional mendasar di antaranya: 1. Lalainya masyarakat terhadap prinsip- prinsip kebenaran agama.
"Maka ketika mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kami pun membukakan semua pintu(kesenangan) untuk mereka. Sehingga ketika mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka secara tiba-tiba, maka ketika itu mereka terdiam putus asa."( QS. Al-An'am:44).

Apabila sebuah negri sedang mendapatkan kesenangan, jangan disimpulkan kesenangan itu hasil dari ketaatan kepada agama. Menurut ayat di atas bisa jadi Allah mengangkat kesengan kolektif hingga puncaknya dihempas pada kondisi krisis multidimensi secara tiba. Jadi bisa saja kesenangan itu membawa kepada kelalaian terhadap prinsip-prinsip kebenaran agama. Satu kasus, Indonesia pernah memasuki orde baru yang dikenal dengan era pembangunan. Pada saat itu negara terasa amat senang. Namu kita lupa jika KKN, otoriter, menjadi fondasi kehancuran dengan diawali krisis moneter , krisis ekonomi, krisis kepercayaan hingga krisis politik dan terjadilah arus reformasi.
2. Melemahnya daya kritis terhadap realitas ketimpangan yang terjadi.
"Maka setelah mereka melupakan apa yang diperingatkan kepada mereka, kami selamatkan orang-orang yang melarang orang yang berbuat jahat dan kami timpakan kepada orang-orang yang zalim siksaan yang keras, disebabkan mereka berbuat fasik."(QS. Al-A'raf:165).


Ayat tersebut menginspirasi bahwa posisi penting ditempati oleh orang-orang yang mengingatkan kebenaran dengan penuh kesabaran agar Allah menyelamatkan kolektivitas bangsa yang beriman. Jika di analogi kedalam pemrintahan orang2 seperti ini yang akan menyelamatkan bangsa.3. Tidak mensyukuri nikmat materi dan spiritual yang ada.
"Allah tidak akan menyiksamu, jika kamu bersyukur dan beriman. Dan Allah Maha Mensyukuri Maha Mengetahui."(QS.An Nisa':147).
4. Kekuasaan yang cenderung merusak potensi kebaikan dan tatanan masyarakat.
"Dia(Balqis) berkta, " Sesungguhnya raja-raja apabila menaklukan suatu negri, mereka tentu akan membinasakannya, dan menjadikan penduduknya yang mulia menjadi terhina."Dan demikian pula yang akan mereka perbuat.(QS.An Naml: 34).

Perkataan balqis di ayat tersebut menyadarkan kita bahwa kondisi sosial di masyarakat tergantung dari penguasanya. Jika penguasa membawa program-program yang baik maka akan baiklah masyarakatnya. Dan sebaliknya.
5. Hilangnya keharmonisan dan kontrol sosial.
"Seandainya Allah tidak menolak (keganasan) sebagian manusia dengan sebagian yang lain, tentu telah dirobohkan biara-biara nasrani, gereja-gereja, rumah-rumah ibadah orang yahudi dan mesjid-mesjid, yang didalamnya banyak disebut nama Allah. (QS. Al hajj:40).
Allah mengingatkan kita untuk mempererat tali persaudaraan sebagai manusia(ukhuwah insaniyah) agar tercipta keharmonisan. 6. Hilangnya nuansa rabbaniyah dan terputus dari spirit nubuwah.
" Dan Allah tidak akan menghukum mereka, selama engkau (Muhammad) berada diantara mereka. Dan tidaklah (pula) Allah akan menghukum mereka, sedang mereka(masih) memohon ampunan."(QS. Al-Anfal: 33).
Wajar bangsa ini dalam krisismultidimensional jika faktanya kondisi keimanan mengalami kriris yang hebat. Kita menjadi jarang beristighfar mengawali, menyudahi, dan menyertakan dalam pekerjaan kita. Begitu pula bangsa ini secara kolektif tidak beristighfar atas perbuatan yang dilakukan. Padahal dengan beristighfar Allah menjanjikan akan a) menurunkan hujan lebat tidak sampai banjir. b) Melipatgandakan kekayaan dan kemakmuran, c) memperbaiki reproduksivitas kaum ibu dengan lebih sehat, d) menghijaukan kembali ladang, kebun, dan hutan yang kita miliki, sert e) melengkapinya dengan irigasi yang baik sebagaimana termaktub dalam QS. Nuh (71): 10-13. Dalam surah Hud (11):52, ditambahkan f) menambahkan kekuatan iman, akal, hati, dan fisik atau IQ, EQ, SQ, soliditas gerakan, strategi, dan kekuatan lainnya dengan syarat beristighfar dan tidak kembali berbuatg dosa. Semoga dengan memahami kekurangan kita, bisa keluar dari krisis yang menimpa bangsa kita. Dan karnanya upaya- upaya perbaikan inheren dengan eksistensi kita sebagai hamba Allah dan aktivitas pergerakan yang Rabbani.

No comments:

Total Pageviews