Friday, January 28, 2011

Moment itu


Dari mana sebenarnya setiap moment yang terjadi dalam kehidupan kita sehari-hari bermula? Setiap moment pasti ada pelakunya. Persis seperti yang kita dengar “setiap zaman ada rijalnya”. Setiap peristiwa ada pelakunya.
Maka jawabannya setiap momen yang muncul dalam kehidupan kita sesungguhnya ada orang yang menyebakan momen itu muncul. Ada pelaku yang menyebabkan saat itu terjadi.
Momen itu muncul dari seorang pelaku. Pelaku itulah yang menginginkan momen itu terjadi. Pelaku yang menggagasi agar momen itu tercipta. Berarti bermula dari ide seseorang dan berubah menjadi peristiwa yang menjelma menjadi nyata.
Ada ide diwujudkan dalam perilaku dan mewujud menjadi sebuah kenyataan.
Disini kita perlu menyadari dimana posisi kita disaat momen itu terjadi.
Apakah kita sebagai orang yang memunculkan idea, sebagai pelaku ide tersebut, atau bahkan hanya sebagai korban dari ide tersebut?
Dakwah sesungguhnya proses memunculkan sebuah momen dimana suatu kondisi itu mengalami  perubahan. Perubahan sosial, perubahn lingkungan, dan perubahan yang lainnya yang sesuai dengan tujuan dakwah itu.
Jadi dalam dakwah sesungguhnya ada yang memunculkan ide, ada yang melakukan ide dan terakhir ada korban dari ide tersebut.
Dakwah merupakan sebuah proses penyampaian ide-ide/gagasan-gagasan yang berawal dari Nabi-nabi hingga penutup seluruh risalah dakwah ini adalah Nabi Muhammad SAW.
Dengan kata lain Islam merupakan sebuah ide yang turun dari Allah SWT yang ide muncul lewat Wahyu sebagai penjelas terhadap ide-ide Allah SWT untuk kehidupan manusia di bumi ini sebagaimana yang tertera dalam surah An-Nahl:89
Ide kehidupan yang paling lengkap dan sempurana adalah Islam, kelengkapan dan kesempurnaan agama ini lah yang mengharuskan seluruh umat manusia untuk berpedoman kepada Al-qur’an ditambahkan dengan hadis-hadis Nabi Muhammad SAW.  Ide-ide kehidupan manusia itu sesungguhnya sudah tertera di dalam Al-qur’an dan sunnah, baik secara aqli maupun naqli.
Islam meruakan sebuah ide Kehidupan yang lengkap yang memberikan pencerahan terhadap sseluruh pesoalan umat manusia, sehingga tidak ada satupun persoalan yang menyangkut kehidupan manusia yang idenya tidak ada di dalam islam.  Al-qur’an dan sunah telah menjelaskan semua persoalan yang berkait dengan aqidah, ibadah, keuangan, sosial kemasyarakatan, perang dan damai, perundang-undangan dan kehakiman, ilmu, pendidikan dan kebudayaan, hukum dan pemerintahan. Para ahli fiqh memformulasikan semua persoalan yang dibahas oleh islam menjadi persoalan aqidah, ibadah, akhlak, muamalah, dan uqubah “sanksi hukum”.

Arti penting dari sebuah dakwah adalah menyampaikan ide-ide yang dimana ide-ide berasal dari Al-qur’an dan sunah
Agama islam merupakan agama yang risalah sudah dimulai dari nabi-nabi terdahulu yang telah mencapai titik sempurnanya pada masa Nabi Muhammad SAW, dan terus disampaikan kesahabat-sahabatnya. Terjadi estafet penyampain ide disini. Dari seorang Nabi diteruskan oleh sahabat-sahabat nya.
Ternyata dalam memahami apa yang disampaikan Nabi Muhammad SAW kepada sahabat-sahabat Nabi  tersebut dikalangan sahabat mempunyai tingkat penguasaan yang berbeda-beda. Tingkat pemahan yang tinggi dalam meneriam dan menjelaskan tentang syariat hukum Allah disebut sebagai seorang mufti. Orang yang pertama kali berada dalam posisi seorang mufti adalah Nabi Muhammad sendiri. Sejumlah sahabat terkemuka yang mengikuti jejak Nabi diantaranya, Umar bin al- khathtab, Ali bin Bi thalib, Abdullah bin Mas’ud, Aisyah (istri Nabi SAW), Zaid bin Tsabit, Abdullah bin Abbas, Abdullah bin umar. Karena orang-orang inilah yang memenuhi syarat sebagai seorang mufti sepeninggal Nabi Muhammad. Mereka-meraka inilah yang menjadi pengganti tempat bertanya atas permasalahan yang ada sepeninggal Nabi Muhammad SAW sehingga mereka yang paling sering mengeluarkan fatwa disbanding dengn sahabat-sahabat yang lainnya.
Pertanyaan pentingnya apakah hanya orang-orang yang  dikatakan sebagai seorang mufti sajakah yang boleh berdakwah??. Jawabannya tentu tidak. Dakwah merupakan kewajiban bagi setiap muslim, tanpa memandang status sosial apapun. Semua yang mengaku muslim pada detik yang sama turut mempunyai tanggung jawab untuk melaksanakan tugas ini. Dalam konteks ini turut bertanggung jawab untuk memahami ide-ide ini. Tegasnya seorang muslim yang kaffah adalah muslim yang sekaligus menjadi da’I yang didalam pikirannya ad aide-ide yang bisa dia sampaikan yang sesuai dengan ke ashlahannya. Baik mereka yang berstatus sebagai ulama hingga masyarakat biasapun. Sehingga ide-ide terus menjalar.

Sekarang kita berbicara ke dunia kampus yang didalamnya terdapat orang-orang muda yang terbuka terhadap semua aliran pemikiran, airan ide-ide dimana jika mereka sudah memahami ide yang disampaikan maka ide itu akan semakin kuat karena orang-orang yang mendapatkan gagasan itu merupakan manusia yang mempunyai intelektualitas yang tinggi dibandingkan dengan masyarakat secara umum.

No comments:

Total Pageviews